Rabu, 16 Januari 2013

Gelap


'Lapar, kejebak banjir' – post on Twitter, 01/11/12

   Setelah sekian lama dirimu menghilang dari pelataran dan pergi begitu saja meninggalkan semua kenangan di kota ini. Menghapusnya seakan semuanya tidak penting lagi bagimu.

   Ada rasa rindu yang datang menghampiriku seketika. Rasa rindu yang tiba-tiba menyesakkan hatiku, membuat pikiranku menjadi kacau, membuat segalanya terasa gelap. Kabur.

'Sepi...' post on Twitter, 08/24/12

     Sepi...Sepi...

   Sepi kini tanpamu. Sepi akan bayang nyata dirimu. Mengapa kita hanya bisa dipertemukan sebatas dunia khayalan? Aku berpikir, apa yang sedang kau pikirkan? Apakah dirimu ikut memikirkan ku seperti aku yang tak pernah absen untuk memikirkanmu? Atau tidak adakah hal itu tersirat dikepalamu walau hanya sebutir pasir?

     Khayalan angan tentangmu terus menari dipikiranku.

     Kini ku terdiam. Hati ini merasakan sakit yang mendalam. Tertahan dihati, air mata ini keluar tanpa permisi. Rasa rindu ini tak bisa terbendung,tetapi bagaimana cara aku menyampaikannya?

     Bagaimana?

     Bagaimana caranya aku menyampaikan sedangkan kita tak pernah bisa bertemu lagi? Adakah cara lain yang bisa kau bisikkan padaku? Hati? Bagaimana pula cara aku menyampaikannya sedang hati kita tidak pernah bersatu dan tidak akan pernah bersatu?

     Ikatan batin kita tidak akan pernah bisa bersama. Mengapa aku terus memikirkanmu sedangkan aku tahu semua ini percuma? Percuma. Ada apa denganku?

     Aku tahu, kegelapan akan terus berada diantara kita tanpa sedikitpun memberi celah pada putih untuk mengisi kegelapan itu karena kini kita berada di dunia yang berbeda.

Semua akan tetap gelap.

Gelap...

Sampai kapanpun...

Hati kita tidak akan pernah bersama. 
Aku sadari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar