'Lapar,
kejebak banjir' – post on Twitter, 01/11/12
Setelah
sekian lama dirimu menghilang dari pelataran dan pergi begitu saja
meninggalkan semua kenangan di kota ini. Menghapusnya seakan semuanya
tidak penting lagi bagimu.
Ada
rasa rindu yang datang menghampiriku seketika. Rasa rindu yang
tiba-tiba menyesakkan hatiku, membuat pikiranku menjadi kacau,
membuat segalanya terasa gelap. Kabur.
'Sepi...'
post on Twitter, 08/24/12
Sepi...Sepi...
Sepi
kini tanpamu. Sepi akan bayang nyata dirimu. Mengapa kita hanya bisa
dipertemukan sebatas dunia khayalan? Aku berpikir, apa yang sedang
kau pikirkan? Apakah dirimu ikut memikirkan ku seperti aku yang tak
pernah absen untuk memikirkanmu? Atau tidak adakah hal itu tersirat
dikepalamu walau hanya sebutir pasir?
Khayalan
angan tentangmu terus menari dipikiranku.
Kini
ku terdiam. Hati ini merasakan sakit yang mendalam. Tertahan dihati,
air mata ini keluar tanpa permisi. Rasa rindu ini tak bisa
terbendung,tetapi bagaimana cara aku menyampaikannya?
Bagaimana?
Bagaimana
caranya aku menyampaikan sedangkan kita tak pernah bisa bertemu lagi?
Adakah cara lain yang bisa kau bisikkan padaku? Hati? Bagaimana pula
cara aku menyampaikannya sedang hati kita tidak pernah bersatu dan
tidak akan pernah bersatu?
Ikatan
batin kita tidak akan pernah bisa bersama. Mengapa aku terus
memikirkanmu sedangkan aku tahu semua ini percuma? Percuma. Ada apa
denganku?
Aku
tahu, kegelapan akan terus berada diantara kita tanpa sedikitpun
memberi celah pada putih untuk mengisi kegelapan itu karena kini kita
berada di dunia yang berbeda.
Semua
akan tetap gelap.
Gelap...
Sampai
kapanpun...
Hati
kita tidak akan pernah bersama.
Aku sadari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar