Setelah
sekian lama tidak mendengar kabar darinya, kini ia muncul. Bukan secara
tiba-tiba, melainkan karena aku yang membuatnya ada. Kita kehilangan
kontak untuk waktu yang lama. Bahkan sangat sangat lama. Aku tidak
tahu, apakah dia masih hidup atau tidak?
2
bulan pertama, contact bbmnya di handphoneku tiba-tiba sunyi.
Senyap.
Ini
bukanlah ciri khas dirinya. Biasanya dia adalah raja up to date.
Bukan untuk hal-hal tentang gosip melainkan tentang kesibukan
dirinya. Dari situlah aku mengetahui segala kesibukannya. Aktivitas
sehari-harinya. Mulai dari awal memulai aktivitas hingga mungkin ia
tidur terlelap disana. Tak sedikit pun waktu yang aku buang hanya
untuk mengecek recent updates. Mungkin aku adalah wanita yang bodoh
untuk memperhatikan seorang lelaki secara diam-diam. Tapi...itulah
aku.
Hingga
akhirnya aku memutuskan untuk mengakhirinya. Mengakhiri untuk
mengetahui kabar selanjutnya mengenai dia. Benar-benar sunyi. Tidak
ada tanpa kehidupan apapun dari contactnya. Mungkin ini keputusan
yang tepat.
*sigh
2
bulan berikutnya, kini contactnya berganti nama.
Entah
nama orang yang aku kenal atau mungkin sebaliknya. Tapi tidak. Aku
tidak mengenalnya. Contact itu kembali meramaikan recent updatesku.
Tapi tidak. Bukan dia yang ku maksud. Kini aku benar-benar tidak
ingin membuang waktu untuk menunggu antrian updatean-updatean yang tidak aku
butuhkan. Kini contact itu bukanlah dia. Aku harus menyadari itu.
Rasanya
sudah tidak ada waktu lagi untuk terus melakukan hal-hal yang tidak
akan pernah menjadi nyata. Aku dan dia benar-benar sudah kehilangan
contact. Aku mencoba untuk berfikir lebih jauh lagi. Mungkin ini
memang sudah takdirku. Aku menarif nafas dalam-dalam dan memejamkan
mata. Aku berkata pelan, “semoga memang ini yang terbaik”.
Beberapa
minggu yang lalu, takdir merubah segalanya.
Aku
bertemu dengan seseorang. Seseorang yang bisa membantuku. Tidak usah
menunggu lama, aku menanyakan kabarnya. “Bagaimana kabarnya?” dan
ia menjawab, “baik-baik saja. Tenang”. Sungguh lega rasanya,
ternyata dia masih bernafas didunia ini. Aku tidak bisa
menyembunyikan kebahagiaanku setelah mengetahui kabar itu.
“sungguh?”apakah
dia akan kembali?”,tanyaku.
“ya,
dia pasti kembali. Hanya menunggu waktu”,jawabnya singkat.
Aku
tertunduk sejenak. Hatiku bertanya-tanya 'sampai kapan aku akan
menunggu? Menunggu waktu itu datang? Apakah waktu itu benar-benar
akan datang? Tapi kapan?'.
Kesedihanpun sontak menghampiriku. Keresahan yang kurasakan tidak
akan pernah pergi dari jiwaku. Hingga akhirnya seseorang itu
mengangkat daguku dan menghapus linangan air mataku.
Oh
tidak? Apa aku menangis? Sejak kapan?
“tenang,
aku sudah memiliki contactnya yang baru. Ini, coba kamu yang
menghubunginya”,katanya.
Dengan
sigap aku menghapus air mata yang tidak henti-hentinya mengalir dari
mata sayuku. Aku mengambil benda itu dan membaca sekilas namanya.
'inilah yang aku cari, inilah yang aku tunggu. Tak perlu
menunggu lama, inilah waktunya.'
Oh,
God.
Yang
aku butuhkan hanyalah waktu untuk menyendiri. Berfikir untuk
memulainya darimana. Ada apa denganku? Mengapa aku begitu gugup?
Tidak. Anggap saja angin lalu. Aku ingin memulai hidup yang baru.
Yang lalu biarlah berlalu. Aku menemukan jalan untuk melangkah terus
kedepan.
“hi......
apa kabar?”, sapaku.
Treeett...treeettt....
Aku
memejamkan mata dan menarik nafas panjang.
“iyaaaa,
baik kok. Kamu gimana?”, jawabnya.
Sederhana.
Tapi bagiku sangat sempurna. Bukan untuk apapun, melainkan hanya
ingin mengetahui kabarnya. Hingga saatnya sampai detik ini aku masih
bisa mendengar kabarnya. Recent updates-pun kembali dipenuhi olehnya.
Meskipun hanya sesekali tapi aku bersyukur. Ingatan tentang masa
lalu, sudahku kubur dalam-dalam.
Aku
tak menginginkan apapun. Bahkan untuk memilikinya, tidak. Lucunya,
aku hanya menginginkan kabar darinya. Itu saja.
Sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar