Jack
segera memulai langkahnya untuk menghampiri seseorang yang sudah
menunggunya diseberang jalan yang tak lain ialah kekasihnya. Disetiap
langkahnya ia selalu berkata
“please God, help me. ugh, keep calm, Jack”. Langkah demi langkah ia
lakukan dengan
penuh percaya diri. Dari seberang jalan wanita itu tidak
henti-hentinya melontarkan senyuman manisnya dengan perasaan yang tidak
sabar ingin melihat apa yang ingin Jack perlihatkan padanya.
Tetapi senyumannya
tiba-tiba memudar.
Suara
ban mobil yang sangat tajam seakan-akan telah direm paksa terlintas dipendengarannya.
Tiba-tiba petir terdengar seakan-akan ingin mengguncang dunia. Aku
menggenggam erat cangkir teh yang kupegang dan merasakan getaran
mulai menghampiriku.
Dengan
tidak percaya wanita itu membungkam mulutnya, bukan lagi dengan
senyuman kebahagian tetapi rasa akan tidak percaya menghampiri
pikirannya. Jack yang seharusnya sudah berada dihadapannya kini
sedang tergeletak diseberang jalan,tempat dimana Jack memulai langkahnya dengan
pasti. Wanita itu menghampiri Jack.
Tubuh
wanita itu seketika melemas hingga terjatuh berlutut disamping
kekasihnya yang kini tidak berdaya. Darah terus mengalir dari kepala
Jack tanpa henti. Kekasihnya hanya bisa terus menepuk-nepuk wajah
Jack dan berharap Jack akan tetap sadar. Wanita itu terus berteriak
“jaaaackkkkkkk...jackkkkkkk” dan air matanya terus membasahi
wajah mungil nya.
Tak
lama kemudian Jack mengeluarkan sesuatu dari kantung
celananya. Kotak kecil berwarna hitam kini berada digenggaman Jack.
Ia lalu berkata “I try to give my best whatever it is. I
just wanna give you this. i swear i would never to hurt you, to leave you,
to make you cry like now, but i break my promise. Sorry, dear.” kemudian Jack menyodorkan kotak tersebut
kepada kekasihnya.
Bayanganku
tiba-tiba kabur. Air mata sedang membanjiri mataku tapi tak sampai
membasahi pipiku. Tanganku tiba-tiba merasakan dingin
yang menusuk. Bibirku seketika mulai bergetar. Dari tempatku berdiri,
aku terus menatap ke arah seberang jalan.
“jack
pleaseee, dont leave me. pleaseee” air mata wanita itu
sudah tak terbendung.
“Please,
dont cry. Its hurting me so much", ucap Jack. Wanita itu menghapus
linangan air matanya, "see? i'm not cry, i'm fine. pleasee stay here
forever". "Maybe
someday we'll meet again, meet in place like there's no one can hurt
us and separate our love. See you soon, dear. Bye...” kemudian Jack
menutup mata secara perlahan untuk selamanya dan butiran air mata yang
tadinya tertahan disudut mata Jack kini mengalir jelas.
Seperti
Jack, kini air mata mulai membasahi pipi mungilku. Pandanganku mulai
kabur. Cangkir teh ditanganku semakin ku genggam erat. Bibirku tetap
bergetar. Aku menutup mata sejenak dan membukanya kembali.
Dua sosok manusia yang kupandangi daritadi tiba-tiba hilang. Jalanan tampak ramai oleh mobil yang berlalu lalang. Semua kelihatan normal. Tidak terlihat sekumpulan masyarakat yang berkumpul untuk menghampiri Jack. benar-benar normal.
Sejenak
aku merindukan sosok Jack. Aku menghapus air mata yang terus membasahi
pipiku sampai kemudian aku merasakan ada sesuatu yang ganjil pada
tanganku. Lebih tepatnya pada jari-jari tanganku. Terlintas dipikiranku
kejadian 3 tahun yang lalu. Kejadian yang juga baru saja terbayang
didalam benakku. Sebuah benda yang sampai detik ini tetap tampak
berkilau membaluti jari manisku.
Bayangan itu adalah kejadian masa laluku bersama Jack.
Aku berkata dalam hati, "i
love you, Jack. Everyday i felt like do my activity with you like we
used to do. Even though we aren't in the same world anymore but you'll
stay here forever."
"forever."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar