“eh
ada anak baru tuh, menuju ruang kepala sekolah!”
Anak
baru? Tira segera bergegas
bangkit dari tempat duduk dan menghabiskan tetesan akhir dari air
jeruknya. “Eh tunggu”. Tira berlari tanpa mempedulikan reaksi
adik kelas yang menatapnya heran. Tira berbelok kearah kanan dan
tiba-tiba mendapati kepala sekolah sedang berbincang-bincang dengan
salah satu orangtua murid. 'apa ini orang tua anak baru itu
ya?'. Sontak Tira terkaget,
ketika sepasang mata pak kepala sekolah melihatnya. Tira bersembunyi
dibalik tembok dan menengok kembali.
“kosong..kosong..eh
kok udah hilang? Cepet amat?” ucapnya dalam hati. Tira menengok
kesana kemari tapi tetap tidak mendapati sosok yang ia cari. “hey,
nyari apaan sih?” tiba-tiba Raka menyapa Tira dari belakang. Raka
adalah captain basket terpopuler disekolah. Postur tubuhnya masuk
dalam kategori double perfect
dan otot-ototnya membuat sebagian cewek disekolah susah untuk
berpaling dari hadapannya. Tira dan Raka bersahabat sejak kelas 6 SD.
Mereka benar-benar seperti saudara. Bahkan karena kedekatan mereka,
ada yang sampai mengira kalau mereka pacaran. Tira sama sekali tidak
tertarik dengan sosok pria yang kini berada dihadapannya. Selain
karena sifat asli yang dimiliki Raka yang suka gonta ganti pacar,
Tira juga berfikir untuk tidak merusak hubungan persahabatannya.
Dibuanglah jauh-jauh pikiran itu. “ah? Nggak kenapa-kenapa kok.”
dengan terbata-bata Tira menjawab pertanyaannya.
“masuk
kelas sana, udah bel tuh”.
“yaudah,
duluan ya. Lo cepetan ganti bajunya. Kucel amat sih”.
“iya
bawel”, ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Tanpa berfikir panjang, Tira bergegas menuju kelas dengan pikiran
yang terus bertanya-tanya. Koridor tampak ramai oleh gerombolan murid
yang berlomba masuk ke dalam kelas. Sambaran demi sambaran sudah
tidak menjadi persoalan baginya. Tira menyusuri setiap anak tangga
dan melangkahkan kaki masuk kedalam kelas. “eh eh gimana, lo ketemu
nggak?”, Desya menarik tangan Tira. “ah, sial. Gue nggak sempet
ketemu. Tadi gue kedapetan kepala sekolah tuh, pas gue cari-cari eh
udah ilang. Yaudah, gue balik”.
Tira
memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Ia mendengus sambil
mengeluarkan handphone Blackberry. Mengecek apakah ada hal-hal baru
yang ia lewatkan. Timeline twitter tampak sepi. Sepi dari gosip.
'kenapa
harus kepikiran sih? Nggak penting amat deh kayaknya. Lupain, tir.
Lupain'
SENDING.
Successfully
Posted Your tweet!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar