Minggu, 15 Juli 2012

irreplaceable PART 1

eh ada anak baru tuh, menuju ruang kepala sekolah!”

     Anak baru? Tira segera bergegas bangkit dari tempat duduk dan menghabiskan tetesan akhir dari air jeruknya. “Eh tunggu”. Tira berlari tanpa mempedulikan reaksi adik kelas yang menatapnya heran. Tira berbelok kearah kanan dan tiba-tiba mendapati kepala sekolah sedang berbincang-bincang dengan salah satu orangtua murid. 'apa ini orang tua anak baru itu ya?'. Sontak Tira terkaget, ketika sepasang mata pak kepala sekolah melihatnya. Tira bersembunyi dibalik tembok dan menengok kembali. 
 
      “kosong..kosong..eh kok udah hilang? Cepet amat?” ucapnya dalam hati. Tira menengok kesana kemari tapi tetap tidak mendapati sosok yang ia cari. “hey, nyari apaan sih?” tiba-tiba Raka menyapa Tira dari belakang. Raka adalah captain basket terpopuler disekolah. Postur tubuhnya masuk dalam kategori double perfect dan otot-ototnya membuat sebagian cewek disekolah susah untuk berpaling dari hadapannya. Tira dan Raka bersahabat sejak kelas 6 SD. Mereka benar-benar seperti saudara. Bahkan karena kedekatan mereka, ada yang sampai mengira kalau mereka pacaran. Tira sama sekali tidak tertarik dengan sosok pria yang kini berada dihadapannya. Selain karena sifat asli yang dimiliki Raka yang suka gonta ganti pacar, Tira juga berfikir untuk tidak merusak hubungan persahabatannya. Dibuanglah jauh-jauh pikiran itu. “ah? Nggak kenapa-kenapa kok.” dengan terbata-bata Tira menjawab pertanyaannya.

  “masuk kelas sana, udah bel tuh”.
  “yaudah, duluan ya. Lo cepetan ganti bajunya. Kucel amat sih”.
  “iya bawel”, ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutnya.

      Tanpa berfikir panjang, Tira bergegas menuju kelas dengan pikiran yang terus bertanya-tanya. Koridor tampak ramai oleh gerombolan murid yang berlomba masuk ke dalam kelas. Sambaran demi sambaran sudah tidak menjadi persoalan baginya. Tira menyusuri setiap anak tangga dan melangkahkan kaki masuk kedalam kelas. “eh eh gimana, lo ketemu nggak?”, Desya menarik tangan Tira. “ah, sial. Gue nggak sempet ketemu. Tadi gue kedapetan kepala sekolah tuh, pas gue cari-cari eh udah ilang. Yaudah, gue balik”.

     Tira memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Ia mendengus sambil mengeluarkan handphone Blackberry. Mengecek apakah ada hal-hal baru yang ia lewatkan. Timeline twitter tampak sepi. Sepi dari gosip.

'kenapa harus kepikiran sih? Nggak penting amat deh kayaknya. Lupain, tir. Lupain'

SENDING.

Successfully Posted Your tweet!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar